Monday 21 March 2016

Ciri Pribadi yang dewasa

 Banyak di antara kita, para kaum muda sering salah dalam mengartikan kedewasaan. Kita menganggap kedewasaan identik dengan kebebasan . Nah, supaya tidak keliru dalam menerjemahkan kedewasaan, berikut ini saya paparkan 18 ciri pribadi yang dewasa :


  1. Mampu berdiri  di atas kaki sendiri, tanpa banyak menuntut. Untuk berlatih mandiri kita dapat menempuhnya dengan mengerjakan pekerjaan yang sekiranya dapat kita kerjakan sendiri, seperti membersihkan kamar sendiri, berangkat sekolah tidak harus diantar, mencuci baju sendiri, dan sebagainya. Pokoknya kita tidak menjadi beban bagi orang lain.
     
  2. Ingin bebas dan otonom. Kebebasan ini berarti tidak terikat atau didikte oleh orang lain. Kita bebas mengatur kebijaksanaan 'dalam negeri'. Setelah terwujud otonomi pribadi tentunya jika tidak akan mudah termakan isyu, dapat bersikap kritis. Tapi ingat kebebasan ini bukan berarti "semau gue". Kebebasan kita masih dibatasi oleh kebebasan orang lain.
     
  3. Mampu menerima diri sendiri, orang lain, dan alam tanpa rasa kebencian. Kita menerima realitas hidup ini apa adanya. Segala kelebihan dan kelemahan, kita pandang sebagai anugerah. Kelebihan tidak membuat kita sombong, sebaliknya kelemahan tidak membuat kita minder.
     
  4. Tidak merasa dibebani oleh norma-norma atau peraturan yang berlaku. Norma-norma itu bukan pembatas kebebasan kita, tetapi berfungsi sebagai "rambu-rambu supaya kita tidak keluar jalur.
     
  5. Dapat mempergunakan waktu dengan baik. Kita tahu kapan harus belajar, sekolah, bermain, bercengkerama dengan keluarga, beribadah dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak boleh campur aduk, karena segala sesuatu itu ada waktu tersendirinya.
     
  6. Tidak menyia-nyiakan kesempatan baik yang mungkin hanya ada saat itu. Siapa tahu peluang itu menentukan masa depan kita, umpamanya ada seminar, diskusi, simposium, atauundangan berharga yang bisa memperluas wawasan. Atau mungkin kursus tertentu yang sifatnya melatih keterampilan.
     
  7. Tidak terganggu oleh kritik, kritik kita jadikan saran untuk berefleksi. Maka berbahagialah kita seandainya masih ada orang yang mau mengkritik. Dengan demikian ada input untuk membantu mengembangkan kepribadian.